Sabtu, 23 Januari 2010

PART PIRANTI PENAMBAH TENAGA

Peningkatan performa serta seberapa jauh penghematannya terhadap konsumsi BBM setelah aplikasi part-part racikan anak klub?

Oh ya, sebelumnya akan disebut lagi peranti tersebut. Pertama BKRC-PB (hasil karya Bike of Kawasaki Riders Club), kedua HRC-AC (racikan Honda Revo Club) dan ketiga ECB (bikinan Batavia Thunder 125 Owner Club).

Pengetesan

Dipasang di Suzuki Thunder 125 milik Nur Hakim, warga Ciledug, Tangerang yang baru umur 6 bulan. Pengujian pertama buat mengetahui seberapa irit setelah pasang alat itu, motor diisi bensin 1 liter di botol infus (gbr.1).

Lalu ditunggangi rider berbobot 70 kg dan digeber pada kecepatan rata-rata 50 km/jam sampai bensin habis. Kondisi standar tanpa alat, dengan bahan bakar Premium, tunggangan mampu menempuh jarak 35 km/liter.

Lalu buat menguji besarnya perbedaan power dan torsi, besutan dites pakai dynotes milik tim balap AHRS di Depok, Jabar (gbr.2). Untuk mencari hasil paling tinggi, motor digeber 5 kali run. Kondisi standar sebelum pasang alat tadi, power maksimal 10,3 dk/9.457 rpm dan torsi puncak 9,19 Nm/5.921 rpm.

Hasil Tes

BKRC-PB
Kotak warna hitam seharga Rp 165 ribu ini, setelah dipasang pada tunggangan 125 cc itu bisa menempuh jarak 41 km/liter. Berarti ada penambahan jarak 6 km dibanding standarnya.

“Pemasangannya mudah. Kabel warna merah alat digabung ke terminal plus (+) aki, kabel hitam ke terminal negatif aki. Sedang kabel kuning dipasang pada massa/ground pada intake manifold,” urai Dedy Setyawan, anggota Bike of Kawasaki Riders Club (BKRC) yang meracik peranti ini.

Setelah naik dynotes, didapat data: power 10,7 dk/9.228 rpm dan torsi 9,41 Nm/5.934 rpm. Ini menunjukkan ada peningkatan power sebesar 0,4 dk, sedang torsi bertambah 0,22 Nm.

Telp. 021-80205520 & 0856-1171392


Gbr 1

Gbr 2

HRC-AS

“Komponen utama di dalamnya, kapasitor. Berfungsi menyetabilkan suplai arus kelistrikan pada semua komponen. Sehingga bila kelistrikan pada CDI stabil, maka pengapian pada busi ikut stabil dan lebih besar, ujungnya pembakaran di ruang bakar ikut meningkat” urai Ricky Setiawan, pencipta alat itu, juga sebagai ketua umum HRC di Jl. Kebon Jeruk Blog G1, No. 58, Jakbar (Interkon).

Di kalangan anak klub, part ini dijual Rp 165 ribu. Setelah diuji, besutan sanggup menempuh jarak 40 km/liter. Ada peningkatan jarak tempuh 5 km. Lalu hasil dynotes, data menunjukkan power 10,5 dk/9.464 rpm, torsinya 9,50 Nm/4.627 rpm. Hal ini menunjukkan power terdongkrak 0,2 dk dan 0,31 Nm untuk peningkatan torsinya.

Telp.021-97581141/ 08176067155

ECB

“Ini penyetabil arus listrik dari CDI ke koil, agar pengapian lebih besar. Hanya bisa dipasang di Suzuki Thunder 125,” ujar Adhi Wibowo, mantan ketua BATHOC peracik ECB, yang juga anggota STI (Suzuki Thunder Indonesia).

Part seharga Rp 100 ribu ini, mampu menempuh jarak 40 km/liter. Berarti ada penambahan jarak 5 km. Setelah aplikasi alat ini, tunggangan mampu mengail power sebesar 10,8 dk/9.568 rpm. Sedang torsi maksimal 9,35 Nm/6.100 rpm. Meski peningkatan torsi hanya 0,16 Nm, namun penambahan power paling tinggi, yakni 0,5 dk. Data lengkap lihat tabel di bawah.

“Saat gas dipelintir, dari tiap alat, akselerasinya tak begitu terasa nendang. Tapi peningkatan akselerasi cukup jelas terlihat pada penambahan torsi yang tertera pada hasil dyno,” ungkap Kuro, operator sekaligus mekanik balap tim AHRS.

Telp. 021-95499943

Kesimpulan

Bila suplai arus kelistrikan stabil, berdampak suplai kelistrikan pada CDI ikut stabil. Ujungnya pengapian dari CDI ke koil yang diteruskan ke busi akan ikut meningkat. Ternyata karya anak klub lumayan bermanfaat, lo!

Table Hasil Dynotest

Alat Power Torsi
Standar 9,19 nm/5.921 rpm
BKRC-PB 9,41 nm/5.934 rpm
HRC-AC 9,50 nm/4.627 rpm
ECB 9,35 nm/6.100 rpm
Table Konsumsi BBM

Alat Jarak Tempuh
Standar 35 km/liter
BKRC-PB 41 km/liter
HRC-AC 40 km/liter
ECB 40 km/liter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar